Kamis, 10 Juni 2021

Sembako Kena PPN, Langkah Alternatif Pemerintah Membentuk Masyarakat yang Kuat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hai Semua...

Kali ini coba kita memikirkan beberapa hal yang baru-baru ini akan dan sudah marak dibahas, yakni wacana pemberlakuan PPN terhadap bahan sembako dan beberapa objek lain yang mulai dan sempat trending di kalangan warga Twitter. Karena rata-rata cuitan para warga berisi penolakan terhadap rencana beleid tersebut, maka tidak ada salahnya jika sekarang kita coba memikirkan sisi positifnya agar tidak melulu mencibir dan mencaci pemerintah yang suka memberi kejutan.

Seperti yang banyak dibicarakan, hal yang akan menjadi pokok pembahasan pada tulisan kali ini adalah mengenai pengenaan PPN pada sembako. Jika ditelaah lebih dalam lagi, hal ini bisa diinterpretasikan sebagai langkah pemerintah untuk menempa masyarakatnya menjadi lebih kuat dan kreatif.

Mengapa? Karena dengan dikenakannya pajak pada bahan pokok akan menyebabkan harga bahan pokok meningkat, bagi kaum proletar bersama dengan kaum mager mencari cuan hal ini akan membuat mereka memutar otak lebih kencang untuk memikirkan bagaimana mereka tetap bisa menikmati hidangan tanpa mengeluarkan biaya tambahan.

Anggap saja harga gorengan langganan kita (beserta panitia konsumsi yang anggarannya tipis) adalah 1.000/gorengan, kemudian dengan berlakunya PPN ini menaikkan harganya menjadi kurang lebih sepuluh-dua belas persen, sedangkan kita tetap ingin menikmati semua varian gorengan di gerobak Mas Owner tanpa harus mengeluarkan kocek lebih, apa yang bisa kita lakukan?

Kita bisa melakukan negosiasi dengan Mas Owner, bukankah aktivitas ini akan meningkatkan kemampuan diplomatik kita? Jika Mas Owner kekeh tidak mau menurunkan harga, kita coba sedikit berusaha dengan membuatnya sendiri, aktivitas ini tentunya melatih kemampuan memasak dan juga daya kreatifitas. Jika ingin sekalian melakukan olahraga fisik sekaligus menikmati indahnya pemandangan alam, langsung saja kita bercocok tanam kedelai untuk membuat tempe.

Hal ini juga berlaku pada Nasi Pecel Acil Anoy yang rata-rata dibanderol paling mahal 15.000/porsi (untuk Wilayah Indonesia dengan Ongkir Tinggi) setelah dikenai PPN akan setara dengan harga Vegetable Salad with Peanut Sauce Rice yang biasa disajikan di restoran bergengsi. Wah, kalau buat sarapan aja seharga menu restoran berasa jadi kaum hedon nich wkwk.

Berbicara mengenai kaum hedon, kaum ini biasa disandingkan dengan kaum menengah ke atas. Pengenaan PPN pada bahan pokok ini pada dasarnya untuk mengidealkan alokasi agar kaum menegah ke atas ini juga terkena PPN saat membeli bahan pokok, ya walaupun PPnBM diturunkan. Adapun keberpihakan pemerintah pada masyarakat menengah ke bawah adalah dengan digencarkannya bansos sehingga alokasi pajak tetap pada sasaran.

Bansos? Sepertinya sempat marak dibicarakan akhir-akhir ini. Owalah iya, korupsi Bansos Covid-19 ituloh. Loh, bisa-bisa nanti keluar artikel korupsi Bansos cluster lain nich wkwk.

Pemikiran positif mengenai pengenaan pajak ini dapat kita tanamkan juga jika berdasarkan pada beberapa contoh negara dengan pajak yang tinggi namun mutu kehidupan secara umum terjamin karena mendapatkan layanan dan fasilitas umum seperti Islandia, Denmark, dan Swedia. Anggap saja salah satu output dari pengenaan pajak adalah melalui layanan dan fasilitas tersebut sehingga secara tidak langsung sistem demokrasi pun turut terealisasi -dari rakyat untuk rakyat.

Namun, perlu kita ingat bahwa beleid ini masih berupa wacana dan baru dicantumkan dalam Draft Rancangan Undang-Undang Ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan (RUU KUP), sehingga masih ada kemungkinan untuk lebih disempurnakan lagi oleh lembaga yang berwenang dan semoga apabila kebijakan ini diterapkan maupun tidak memang merupakan hal yang tepat serta sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Semoga tulisan kali ini dapat diambil sisi positif dan apabila terdapat kesalahan mohon dimaklumi karena penulis hanyalah mahasiswa yang akhir-akhir ini tugasnya selalu kena revisi dari dosen dan mohon koreksinya sehingga penulis bisa menjadi lebih baik dan bijak dalam mengekspresikan pendapat.

Terimakasih.

Selasa, 07 Juli 2020

Opsi Maintenance Printer Epson Tidak Muncul

Assalamua’alaikum Wr. Wb.
Hai semua… Aku balik lagi setelah beberapa bulan hiatus. Kali ini aku mau berbagi pengalaman tentang salah satu masalah mengenai printer.

Printerku kali ini Epson L120 dan software laptop aku Windows 8 dan WPS/Kingsoft.
Dari semester lalu, hasil printku emang garis-garis dan putus-putus gitu, trus aku coba googling harus di Cleaning.

Hasil printnya aneh, huhu T.T
Nah, jadi aku ikutin langkah-langkahnya kan, tapi anehnya di laptop aku ngg ada opsi Maintenance. Trus tadi malem juga hasil print ku itu cuman warna hijau kuning sama hitam, pas aku googling dan nanya sepupuku ternyata tinta merahnya bermasalah. Trus aku bongkar-bongkar printerku, kubersihin dan kusedot pake suntikan cardridgenya ternyata ngg ngaruh :(

Trus akhirnya hidayah datang, ternyata opsi Maintenance ngg muncul di laptop itu karena sebelumnya printer itu ngg di instal secara manual.

Nah, jadi aku instal pake CD bawaan printernya dan alhamdulillah bisa. Atau kalau misal CD bawannya udah hilang atau ngg ada bisa instal di web resmi Epson.

Kali ini aku juga bakalan cantumin langkah-langkah buat Cleaning printer Epson L120 di Windows 8
1. Tekan Windows+X, klik Control Panel
2. Pilih “Hardware and Sound”
3. Pilih “Devices and Printers”
4. Klik kanan printer yang udah terkoneksi, trus pilih “Printing Preferences” 


5. Klik "Maintenance"
6. Klik ikon “Head Cleaning”, trus klik “Clean”


7. Kalau printernya udah kelar bersihin, pokoknya udah ngg bunyi-bunyi lagi atau pas lampunya udah kedip, lanjut klik ikon “Nozzle Check”. Tapi harus dipastiin udah masukin kertas hvs di printernya.



8. Kalau dirasa hasil printnya kurang ok, bisa diulang lagi buat Cleaning, tapi kalau dirasa udah ok ya alhamdulillah :)

Itu dia problem solving aku selama berbulan-bulan ngadepin printer ini dan bisa aja masing-masing laptop atau PC beda penanganannya, semoga membantu dan kalau ada khiilaf aku mohon maaf. Terimakasih ^_^



Kamis, 12 Maret 2020

Waktu

Di suatu ruang saat aku duduk, kulihat seseorang berdiri membelakangiku. Postur belakang tubuhnya barangkali sudah tak asing bagiku. Kupandangi sosoknya, hingga dia berbalik badan menghadapku.

Ia mendekatiku, semakin lama semakin mendekat. Jantungku yang sedari tadi berdetak dengan anggun, sekarang iramanya sudah tak terkendali. Semakin ia mendekat, semakin aku menciut. Seakan memompa darah dengan cepat yang entah mengapa membuatku mulas.

Ia berjalan menghampiriku tanpa membawa satu barangpun. Ia berjalan dengan gagah sekaligus anggun di waktu bersamaan. Semakin ia melangkah maju, semakin aku melangkah mundur, namun sayang ada tembok kokoh di punggungku yang menahan langkahku.

Aku tak siap untuk menyapanya. Apa? Menyapa? Hah, sekadar mengetahui dia datang mendekatiku saja aku sudah bergidik. Mencoba memutar memori mencari tahu tentangnya pun hanya mengantarkanku kekecewaan.

Oh, tidak. Dia sudah didepanku. Jarakku dengannya hanya sebatas beberapa jengkal.
Kucoba melemparkan kursi ke kepalanya. “Brak!!” Ayunanku tepat mengenai pelipisnya. Darah bercucuran mengaliri wajahnya.

Ingin sekali aku lari darinya, namun ruangan ini menjadi lebih sempit dan tanpa pintu.

Dia bangkit dari jatuhnya, berdiri dengan sedikit oyong. Berjalan ke arahku hingga aku bisa menghirup aroma tubuhnya.

Dia berhasil menangkap kakiku, menyeretku ketempat yang lebih lega. Membantingku, memukulku. Aku mencoba berteriak meronta-ronta, namun sia-sia.

Aku remuk, aku gepeng, aku sudah tek berbentuk. Semua siksaannya membuatku merasakan penyesalan.

WNI Eks ISIS, Antara Hak Sebagai Warga Negara dan Hak Sebagai Manusia

Sebelum masuk ke pembahasan, aku mau ngasih tau kalau ini sekedar opiniku dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Dan juga, sebelum aku post di blog ini, aku udah post opini ini di Sketsaunmul.co



Dalih khawatir akan menyebarkan virus terorisme di Indonesia dan mengancam keamanan nasional, presiden Negara Republik Indonesia, Jokowi memutuskan untuk tidak memulangkan WNI eks anggota/simpatisan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) ke Indonesia. 

Penyebaran virus radikalisme ini merupakan masalah yang berbeda dengan penyebaran virus korona yang sedang mewabah akhir-akhir ini. Walaupun para ahli masih berusaha untuk menemukan vaksin pencegah penyebaran virus korona, namun wabah ini masih dapat di tangkal dengan budaya hidup dan lingkungan yang sehat. Berbeda halnya dengan penyebaran virus radikalisme yang tidak dapat ditangkal dengan hanya budaya hidup sehat, penyebaran virus ini dapat mewabah secara gerilya melalui berbagai cara yang selanjutnya akan bermuara pada ancaman keamanan nasional.

Polemik penolakan pemulangan WNI eks ISIS ini menuai daya tarik tersendiri, pasalnya persoalan mengenai hal ini merupakan masalah yang kompleks. Di satu sisi negara menjamin rasa aman bagi warga negaranya dengan menghindari masuknya virus radikalisme ke Indonesia, namun di sisi lain hal ini berbenturan dengan hak asasi manusia (HAM) dari mantan kombatan ISIS tersebut. Apakah keamanan nasional merupakan hal yang dapat membatasi atau mengurangi HAM seseorang?

Alasan pembatasan HAM diserahkan kepada negara masing-masing, namun harus tetap konsisten dengan hak-hak asasi lainnya serta tidak boleh menyalahi peraturan yang bersifat internasional. Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Covenant On Civil And Political Rights / ICCPR) mengatur bahwa tidak ada seorangpun dapat dirampas haknya secara sewenang-wenang untuk memasuki negaranya sendiri. Dari sini timbul pertanyaan, apakah para eks ISIS ini sudah hilang status ke-WNI-annya hingga hak untuk pulang ke Indonesia turut hilang?

Masalah yang akhir-akhir ini panas dibahas dalam media dan tidak kalah panas dari pembicaraan masalah banjir di Jakarta adalah mengenai status kewarganegaraan dari WNI eks ISIS. 

Viralnya pembakaran paspor oleh WNI kombatan ISIS tidak serta merta menghilangkan status kewarganegraan atau stateless secara yuridis. Indonesia adalah negara hukum, maka semua aspek yang ada di negeri ibu pertiwi ini diatur dalam hukum tak terkecuali mengenai kewarganegaraan.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dan PP No. 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, dan Pembatalan Kewarganegaraan. Namun, jika ditilik dari pasal 23 huruf (d) mengenai kehilangan kewarganegaraan, frasa “masuk dalam dinas tentara asing” seakan menyentil alasan hilangnya kewarganegaraan WNI eks ISIS tersebut.

Topik selanjutnya yang penulis rasa sangat membutuhkan perhatian adalah mengenai nasib anak-anak eks ISIS. Di bawah naungan instrumen HAM internasional ICCPR maupun Konvensi Hak Anak (The United Nations Convention on the Rights of The Child/UNCRC), hak-hak anak sangat dilindungi tanpa mengecualikan anak-anak eks ISIS. 

Di samping itu, Indonesia sendiri memiliki payung hukum bagi perlindungan hak-hak anak yakni UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Di langsir dari laman KOMPAS.com, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD menjadikan rencana pemulangan anak yatim piatu WNI eks ISIS sebagai kebijakan resmi dengan kualifikasi-kualifikasi tertentu, diantaranya seperti anak-anak usia dibawah 10 tahun dan anak-anak yang tidak terpapar virus terorisme. Mengenai anak-anak yang akan telah dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme, Mahfud MD menjawab bahwa pemerintah akan mengkajinya lebih dalam secara case by case.

Mengingat anak-anak memiliki masa depan yang panjang, secara pribadi penulis berpendapat bahwa setiap anak berhak untuk menikmati masa kecil dan mengisinya dengan pengetahuan sekaligus pengalaman serta berhak untuk berada di lingkungan yang baik yang nantinya akan mengantarkan mereka pada masa depan cemerlang. 

Namun, realita kerap kali menampar asa, di lain sisi pemikiran polos anak sangat mudah untuk diisi dan akan selalu melekat dalam ingatan mereka bahkan membentuk karakter mereka. Bagi anak-anak yang telah terjangkit virus terorisme, apakah dengan proses rehabilitasi, deradikalisasi, hingga mencekoki dengan ramuan berbau Pancasila akan menjamin mereka tidak akan menularkan virus tersebut?

Selama menulis opini ini, sempat tersirat dalam benak penulis bagaimana jika penulis berada dalam posisi korban yang notabenenya sama sekali tidak memiliki niat untuk bergabung dengan ISIS, namun karena terdesak dengan keadaan harus pergi ke Suriah dan dianggap sebagai kombatan ISIS. Rasa tidak adil dan tidak adanya jaminan keamanan serta dirampasnya hak-hak asasi sebagai manusia akan terus menyiksa. Ditambah dengan penolakan pemulangan ke tanah kelahiran. Adapun jika halnya diizinkan pulang, dapat dipastikan susah untuk kembali diterima masyarakat.

Melalui tulisan ini, penulis tidak bermaksud memengaruhi siapa untuk memihak siapa. Sebagai kaum terpelajar yang dielu-elukan sebagai agent of change, sudah seharusnya kita tidak menutup mata dengan hal-hal yang telah, sedang, dan yang akan terjadi. Penulis harap tulisan ini dapat membuka pintu kepekaan para pembaca untuk lebih peka dan lebih waspada dan bijaksana terhadap hal-hal disekitar dan situasi terkini. 

Kamis, 06 Februari 2020

Tentang WNI Ateis yang Tinggal di Indonesia

Assalamualaikum Wr. Wb.
Hai semua... Aku balik lagi dari hiatus bertahun-tahun. Bahasan kali ini agak sensitif, jadi mohon untuk mencernanya secara bijak dan terbuka ya. Btw disini aku ngg pake bahasa baku, jadi bagi yang mau copy paste tugas dari artikel ini mohon direnungkan kembali :)

Tiba-tiba aja aku keinget pertanyaan temen waktu semester satu pas kelompokku lagi presentasi. Dia nanya bagaimana kedudukan seorang WNI yang tidak beragama a.k.a ateis di Indonesia. Tapi karena cara pikir kami belum sampe kesitu yaudah jawabannya di skip, ehe.

Nah, pertanyaan ini dijawab satu tahun kemudian sama dosen konstitusi pas semester tiga. Awalnya beliau bikin pertanyaan tentang WNI yang tidak memeluk agama atau ateis, trus ada beberapa orang yang kami anggap paling pintar mengemukakan pendapat mereka. Akhirnya beliau jawab gini “Jika seorang warga negara menganut agama yang tidak diakui oleh negara tersebut, maka warga tersebut tidak berhak mendapat hak konstitusional karena warga itu tidak memenuhi kewajiban konstitusional negara tersebut”. “Jika seorang WNI merupakan ateis atau komunis, maka ia telah menyalahi sifat Terbuka Pancasila”.

Kebetulan waktu itu beliau lagi bawain kuliah materi fungsi konstitusi, trus nyentil kelakuan masyarakat yang tidak sesuai konstitusi atau yang beliau sebut inkonstitusional trus nyerempet dikit ke pembahasan warga Negara Indonesia yang tidak memeluk agama atau pengikut aliran komunis.

Sebelum ngetik ini, aku sempat nyari beberapa media berita yang membahas hal ini. Aku mulai berpikir gini, kalau kita berpatokan pada sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa” maka sudah jelas ateis tidak termasuk dalam golongan ini, karena ateis berasal dari frasa a yang berarti tidak dan theis yang berarti Tuhan yang secara keseluruhan para penganut ateis ini tidak percaya akan keberadaan Tuhan.

Kembali lagi ke pembahasan dosen tadi (read: pemeluk ateisme di Indonesia tidak berhak mendapat hak konstitusional), menurtuku disini lebih ke urusan administratif orang tsb. Contohnya jika ingin membuat KTP, kan harus mencantumkan agama. Ya walaupun dalam praktiknya ada orang yang nyari aman trus cantumin memeluk suatu agama, tapi ada juga yang keukeuh cantumin ateis di KTP-nya.

Masalah lain yang timbul yaitu saat ingin menikah. Dalam penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dinyatakan tidak ada perkawinan di luar hukum agamanya dan kepercayaannya itu. Hal ini juga merupakan suatu masalah bagi pasangan beda agama yang akan melangsungkan pernikahan di Indonesia. Di suatu kesempatan salah seorang dosen pernah cerita kalau pasangan WNI beda agama ingin menikah, maka mereka melangsungkan pernikahan di luar negeri.

Dari semua sumber yang aku baca, belum ada aku temukan seorang ateis yang dikenai sanksi atau dikenai pidana karena tidak memeluk agama yang diakui di Indonesia. Ada satu kasus yang selalu muncul di setiap artikel yang membahas ateis di Indonesia yaitu kasus seorang PNS bernama Alexander Aan yang dikenai pidana 2,5 tahun penjara akibat postingannya di Facebook. Dalam postingan itu dia sangat ekspresif dan menebar ungkapan kebencian. Dalam hal ini, Alexander Aan dikenai pidana penjara bukan karena ia ateis, melainkan terjerat UU ITE.

Selain media berita, aku juga sempetin buat baca kisah penganut ateisme di Indonesia. Sebagian kisah yang aku baca mereka terlahir dari keluarga yang beragama, namun setelah mereka dewasa mereka sadar akan suatu paham dan memilih jalan untuk lebih rasional dalam memandang sagala yang ada di dunia ini. Dan, tidak sedikit dari mereka merupakan golongan kaum intelek.

Sekian kisah yang kubaca, bisa kusimpulkan beberapa faktor mengapa sseeorang yang terlahir dari keluarga yang beragama memilih untuk menjadi ateis. Pengetahuan dan teknolgi merupakan faktor dominan dalam hal ini. Jika seseorang sangat patuh akan ilmu pengetahuan, hal itu akan mempengaruhi cara pikir seseorang untuk lebih rasional dan mengandalkan logika dalam menanggapi sagala sesuatu yang ada di dunia ini, berbanding terbalik dengan paham irrasional yang telah diajarkan dalam agama selama ini bahwa segala sesuatu pasti ada campur tangan Tuhan didalamnya. Begitupula dengan perkembangan teknologi yang sekian pesat dapat dengan mudah memberikan paham pada seseorang.

Semoga apa yang aku tulis ini dapat diambil hikmah dan berdampak positif. Jika ada kesalahan maupun khilaf mohon koreksinya agar saya dapat lebih bijak dalam menulis. Terimakasih...

Sabtu, 08 Agustus 2015

Cerita Pendaftaran Online dan Hari Pertama Masuk SMKN 1 Samarinda

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hi gaes!!! He.. lagi 4l4y nih. Maklum baru selesai hiatus gara - gara MOPDB. Kali ini gue bakalan post tentang pengalaman gue mau sampe masuk SMKN 1 Samarinda tercinteh ini //4l4y 4lert 0n//.
Langsung aja cekidot!!



PERHATIAN!!!
SEMUA NAMA DIBAWAH INI ADALAH NAMA SAMARAN. HAL INI DEMI KEPENTINGAN PRIVACY ORANG YANG BERSANGKUTAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP AUTHOR/?



Diawali oleh libur panjang yang berkepanjangan/?. Soalnya ini liburan habis UN, kenaikan kelas/lulus, puasa. Jadi gini, jauh - jauh hari waktu masih bulan Maret atau Juni gitu gue sama temen seperjuangan gue di PMR nekad buat ke SMKN 1 Samarinda tanpa SIM dan plat motor yang kadaluarsa/?. Disana gue sama Chanra agak malu - malu kelinci/? Gitu. But, waktu udah masuk ke gerbang sekolah, ternyata ada dua orang pemuda yang setengah tampan/? lagi ngapain gitu di pos, jadi sebagai pengendara, gue buka kaca helm dan masker nanya ke salah satu cowok itu tentang pendaftataran siswa baru, trus katanya kalo pendaftaran itu belum dibuka, tapi biar lebih jelas kita disuruh masuk ke sekolahnya buat cari tau.
Pas nyampe di depan sekolah, ternyata ada dua orang bapak yang pake baju motif sarung Samarinda lagi duduk manis dan tanya jawab sama remaja - remaja yang menurut gue itu anak mau daftar juga. Karena liat hal itu, gue sama Chanra nanya ke bapak - bapak itu dan bapaknya nyuruh kami liat poster/baleho/pengumuman gede yang ditempel didinding depan kami, seketika kamipun jadi malu.
Setelah lama menunggu hari detik demi detik, akhirnya tibalah pada tanggal 1 Juli 2015, guepun exited duduk manis depan lappy buka website, twitter, facebook SMKN1 Samarinda. Actually gaes!!! Gua kagak tau cara daftarnya!! Pan gua kira daftar online tuh cuman duduk depan gadged disambungin ke network, buka website sekolah, dah selese, jadi pas agak siang gitu, sekitar habis luhur gua sms cs SMKN 1 Samarinda. Awalnya balesnya lama banget, tapi akhirnya dibales “nimmu berapa” trus gue jawab xx,xx ( demi masa depan gue, meding gue sensor), trus dibales “masuk itu”, seketika gua girang jungkir balik dikamar/?, tapi tetep aja kudu bawa ini itu ke SMKN 1 Samarinda, tapi gpp karena batas pendaftaran sampe 3 Juli 2015. Tapi sedihnya Chanra gak diizinin ortunya masuk smk ini.
Besoknya gue cus ke SMKN 1 Samarinda bareng bokap dan adek tersayang. Gue ingetin bagi adek - adek yang mau daftar ke SMKN 1 Samarinda buat BAWA PULPEN saat pendaftaran, soalnya gue gabawa pulpen gaes!!! And finally gue pinjem ke guru sama ke siapa gitu gua gak inget. Habis gue ngisi ini itu dan pinjem pulpen, gue dapet kertas yang isinya kode sama nim gue. Kode itu gunanya buat ngecek hasil di PPDB Samarinda online.
Sesampainya dirumah, gue ganti baju, minum soalnya gue gak puasa, mantengin lappy, update status, cek PPDB Samarinda online. Dan alahamdulillah gue di urutan 18.

Besoknya pas jam 7 pagi, karena gue punya feel gak enak, jadi gue pantengin PPDB Samarinda online lagi, alhamdulillah gue masih di nomor 18. Pas agak siang dikit kira - kira jam 9 ternyata gue turun jadi urutan 19. Awalnya gue iklash guys!! Tapi, waktu gue liat data orang yang ngerebut peringkat gue, I burned up guys!!! Lo tau gak? Jumah nim-nya sama persis kayak gue, bahkan nama depannya itu “Y” sedangkan nama depan gue “E”.. Whut the xxx cuba??? Ya mungkin karena nilainya rata, kan nilai gua cuman terdiri dari 2 angka aja/?
Besoknya, pas hari terakhir pendaftaran, gue liat di PPDB Samarinda online ternyata gue ada di urutan 1 guys!!! Tapi boong!! Sebenernya gue ada di nomer 57,,, tapi gue masih boong,, yang bener tuh gue ada di nomor......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 48, itu gue becanda. 21. Ya! Gue ada diurutan 21. Kali ini gue gak boong atau becanda atau dsb. Gue pikir yang dari SMPN 15 Samarinda tuh cuman gue aja, ternyata ada satu insan lagi yang masuk sana, namanya Pearl. Gue sama sekali gak akrab, gak pernah tegur sapa, soalnya gak pernah sekelas dan sekarangpun jurusannya beda.
Karena pengumumannya tanggal 6, jadi gue leha - leha gugup/? sambil godain orang puasa.
Tibalah di saat yang mendebarkan. 6 Juli 2015, dimana pengumuman diumumin. Pas gue buka PPDB Samarinda online tuh tampilannya tetep sama kayak yg kemarin - kemarin gue buka. Pokoknya gue otak atik tuh website sampe kuota garing, tetep gitu - gitu aja. Alahasil pas siang - siang gitu gua sms Pearl, dia bilang sih kalau gue kudu kesekolah gitu.
7 Juli 2015, gue ke SMKN 1 Samarinda bareng papih tersayang. Padahal di pengumuman tuh daftar ulang tanggal 9 Juli 2015 guys! Tapi kok orang - orang pada heri hari ini. Jadi gue keliling sekolah sampe hampir hapal ruangan + isinya buat cari info, akhirnya gue liat papan pengumuman yang di lesehin di atas lantai. Tertera nama gue dengan nomor 325 (tapi ini bukan peringkat, menurut gue ini nomor antrean/?).
Besoknya gue ke SMKN 1 Samarinda buat tes urin dan daftar ulang, tapi sayangnya gue kepagian dan petugas tes urinnya belum dateng. Sambil nunggu petugasnya, gue and papih ngurus administrasi seragam dan ngumpulin data. Disini gue konyol banget, saking konyolnya sampe gue gak bakal ceritain ke blog saat ini. Pas petugasnya dateng, bokap langsung naroh kertas yang ada kodenya ke tempat yang tersedia. Akhirnya nama gue disebutin jadi langsung cus ke ruangan, ngobrol gaje bareng mbak petugasnya trus ke wc, xxx pulang.
Tanggal 27 Juli 2015, hari ultah temen gue, eh salah. Ini hari pertama pramos. Kali ini gue dianterin nyokap. Seragam yang dipake tuh baju olah raga smp masing - masing, tapi tetep ada aja yang salah, but gak dimarahin kok. Hari ini semuanya upacara, halal bihalal, trus persiapan MOPDB buat kelas X sedangkan kelas XI dan XII beresin kelas.Selama para calon kakak kelas sibuk sama debu, kami para cecurut, maksudnya calon siswa SMKN 1 Samarinda duduk dilesehan sesuai jurusan buat dikasih tau baju apa yang harus dipake dan jadwal kagiatan selama MOPBD, trus nentuin kelompok. Disini gue dapet kelompok P. Fani. Pas ini juga gue dapet temen namanya Krystal. Jadi sesuai pengumuman sebelumnya, MOPDB dimulai tanggal 29 Juli - 1 Agustus 2015. Habis dikasih tau hal - hal itu, saatnya kakak - kakak OSIS ngasih tau nama panggilan kami dan hal yang harus dibawa. Nama panggilan kami adalah “AMUBA” (Anak Muda Bangsa).
Sampailah pada tanggal 29 Juli 2015. Ini adalah awal dari segalanya //author mulai ngaco//. Baju yang dipake adalah baju olah raga SMKN 1 Samarinda, tapi kalo belum dapet bisa pake baju olah raga smp masing - masing dengan syarat celana training kudu panjang, kalo celananya pendek pake celana training lain, trus benda yang harus dibawa adalah tas dari kardus, bekal, buku sampul merah putih, piring plastik, sendok, garpu. Buat para hijaber jilbab harus nutupin dada, sedangkan nonhijaber rambut dikuncir kuda dan pake topi sekolah. Agenda hari ini adalah upacara pembukaan MOPDB, Pelatihan Baris - Berbaris. Jadi cerita gue pas hari ini tuh awalnya gue pd - pd aja gitu soalnya Krystal juga sekelompok. Habis upacara pembukaan masuk kelas sesuai kelompok. Dikelas kita ngadain table manner *bagi yang belum tau table manner, bisa browsing*. Gua kira bekal itu cuman buat dimakan atau buat suguhan gitu guys, tapi..................kan bekal gue tuh OR*O, jadi mana bisa dimakan pake sendok + garpu,trus ada salah satu panitia MOPDB masuk dan barang - barang udah gue beresin, mana gue duduk paling depan lagi, jadi nama gue dicatet sama organisme (?) itu. Habis table manner, cus ke lapangan buat PBB bareng pak guru, pak polisi, pak tentara. Panas, capek, kusem, nelangsa (?), itu yang gue rasain. Bayangin, selama lebih dari sebulan libur, dan tau - tau disuruh PBB panas - panas gitu ya rasanya naudzubillah banget. Tapi untungnya bisa dilewatin. Habis itu kembali kekelas. Di kelas kita pada istirahat, tau - tau orang a.k.a anggota OSIS dateng berdua, manggil nama temen gue sama gue. Awalnya gue girang dipanggil gitu guys, kan kirain spesial gicyu. Eh, actually gue sama temen gue di suruh kedepan trus di tanyain “Kalian tau apa kesalahan kalian?”, temen gue bilang tau sedangkan gue geleng - geleng doang. Asli, gue ngerasa kayak lagi orientasi di PMR pas SMP. Trus makhluk itu nanya gue “Beneran nggak tau kesalahannya?”, ya gue cuman bisa masang muka melas doang orang dia nanyanya pake muka sinis. Ya intinya kami disuruh kedepan karena nggak bawa bekal.  -_-  ........ Pas makhluk itu keluar, kakak ruangan jelasin kalau bekalnya itu bukan makanan ringan. Buahaha rasa malu gue tertutupi oleh rasa bete !!!
Keesokan hari nya gue mulai bete. Hari ini bajunya tuh putih abu - abu yang gue lebih setuju disebut putih biru pudar (?). Hari ini agendanya gue lupa pokoknya ada disuruh minta tanda tangan anggota OSIS dan MPK. Kalo mau tau gimana rasanya, gue saranin lo daftar disini deh taon depan //promosi alert//.
Langsung aja kehari ketiga, hari ini pake baju putih biru pudar. Agendanya cuman dalem kelas dengerin ceramah dari bapak dan ibu guru dan pastinya ngoleksi tanda tangan manusia - manusia penguasa sekolah (?).
Hari terakhir, ini hari dimana muka koplak gue tampangin. O iya gue lupa. Selama MOPDB, setiap pagi sebelum ada kegiatan, barang & atribut kudu diperiksa sama seksi ketertiban yang notabene adalah anggota OSIS. Nah, pas pemeriksaan hari ini, kayaknya disuruh bawa gelas plastik, tapi karena gue kudet jadinya kagak bawa. Nah pas diperiksa trus ditanya “Gelas plastiknya mana?”, gue langsung masang muka gaje V dan muka polos D.O sambil ngomong “Nggak bawa.” dengan frekuensi 0,9 hz //author mulai ngelantur//. Trus ada salah satu anggota seksi itu yang ngerasa aneh sama gelas plastik, jadi gue di bebasin dari pameran dilapangan (?). Habis itu, seperti biasa disuruh bediri sampai kaki kejeng buat upacara penutupan MOPDB. Habis upacara, cus kekelas buat siapin pensi dan ngumpulin 3 surat buat para kakak OSIS. Setelah berteduh ria (?) dalem kelas, akhirnya semua AMUBA di kumpulin di lapangan, dan para calon kakak kelas pada nongkrong di balkon depan kelas masing - masing. Soalnya guys, ini nih the main of all................. Jeng jeng jeng pensi, dan juga promosi ekskul. Habis performances lanjut sholat luhur. Udah pada solat, lanjut pembagian hadiah buat tas kardus paling kreatif, pengumpul tanda tangan terbanyak, dan pensi terbagus....... Gue udah lupa siapa aja yang dapet hadiah. Ini saat yang gue tunggu - tunggu,,,,,,,,,,,,, salaman bareng para anggota OSIS & MPK,,, ya seenggaknya sedikit terselip kemodusan (?).... Gue lirik - lirik nama kakak OSIS favorit gue, soalnya guys pas MOPDB tuh nama mereka ditutupin, sampe kita manggil kakak ruangan aja “Kakak Satu” sama “Kakak Dua”.
Hari senin,,, sesampainya gue di sekolah, gue langsung masang muka aneh gue. Gimana gak aneh coba, orang kelasnya aja belum ditentuin. Beberapa saat setelah masang muka aneh & ngobrol sokap sama orang asing akhirnya para mantan AMUBA (?) baris dilapangan buat upacara hari senin. Di akhir upacara, kelas X ditunjukin kelas sesuai kelompok MOPBD. Sesampainya di kelas, semua lebah (?) sibuk bersihin sarangnya (?). 
Hari selasa, ya hari selasa,,,,, hari ini kelas X UPW disuruh poto buat kartu apa gitu. Nah jadi sedikit cerita, awalnya gue exited banget mau foto, tapi kok pas diabsen nama gue gak disebut sih,, ternyata yang namanya nggak disebut tuh di gusur ke UPW 1. Ya sebenernya yang digusur itu orang yang namanya disebut, orang kelompok ni emang awalnya UPW 1. Jadi gue kudu nunggu kelas satunya........ Habis foto, gue sama 4 orang lainnya pindah kelas ke ruangan UPW 2 yang sekarang jadi UPW 1. 
Hari rabu, gue kudu adaptasi lagi sama makhluk yang belum gue kenal, tapi seenggaknya ada satu orang yang emang udah aku tau pas pramos dan EXO-L (gue kpoper, jadi mudah kenalan sama kpoper lain). Sebenernya gue udah mulai nikmatin suasana kelas ini,,, tapi ternyata kelas X UPW 1 itu diruangan asal gue, dan ruangan ini jadi kelas X UPW 2. Jadi, pas itu orang - orang pada heri kemasin barang, bersih - bersih kelas.
Nih gue kasih foto name tag sebagai amuba
name tag amuba


Sampe sini dulu cerita gue, kurang lebihnya gue mohon maaf dan terimakasih banget udah mau baca post aneh bin alay bin gaje ini. 
Wasssalamu’alaikum Wr. Wb.

Senin, 25 Mei 2015

Perpisahan Kelas 9 SMP Negeri 15 Samarinda angkatan 2012/2013

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Hai guys!!! Akhirnya gue bangkit dari kehiatus-an habis UN. K to the point aja ya, kali ini gue mau nge-post tentang acara perpisahan di SMP Negeri 15 Samarinda, tapi menurut sudut pandang gue aja ya... Hehe...

First of all, gue datengnya lambat guys. Kan diundangan tuh acara mulai jam 08.00, tapi karena ada something jadinya gue jam 07.40 baru berangkat, dan lo tau, motor gue macet guys....
Tapi akhirnya gue bisa juga ngendalikan motor itu. Jujur aja ya, aku agak ngebut naik motornya, tapi alhamdulilah selamet.
Sesampainya di gedung tempat acara, gue langsung parkir motor, ngobrol sama temenn sambil benerin bedak. Abis gara - gara telat bin motor macet bin ngebut bedak jadi luntur.
Sebelum acara dimulai, Pak Hjirin (guru PAI) sama Aprilia (adek keklas sekaligus mc) nyanyi buat ngisi acara, habis itu acara dimulai. Boy sama Aprilia yang mandu acara. 

Acara pertama tuh habsy, ini di bawain sama adek kelas 8 B,
Trus pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh adek kelas 8 apa gitu lupa, disini paduan suara 9 A udah stand by guys, termasuk gue,
Paduan suara oleh kelas 9 A, jeng jeng jeng,,, ini saatnya gue dan 9 A buat pasang taring, dengan Ayu Fadila sebagai pemimpim lagu, dan Yayan Octa sebagai pemimpin grup. Disini para hadirin di mohon berdiri karean lagu yang dibawakan adalah Lagu Indonesia Raya,

Tarian oleh kelas 8,
Tarian oleh kelas 8,
Tari badinding/indang oleh anggota PMR,


Tarian oleh kelas 8,
Sambutan oleh Bayu Taufik dari 9 F sebagai wakil dari kelas 9,
Tarian,
Paduan suara oleh kelas 9 A, lagu yang di bawa adalah “Terimakasihku” (gue baca puisi guys disini,, hahha gugup) sama “Semua Tentang Kita” by Peterpan.



Tari kipas oleh 9 H
Tari apa gitu dari kelas 9. Pas ini rame guys, soalnya para guru dan orang tua siswa ngasih uang (biasa disebut saweran) ke penari,
Sambutan oleh Pak Suwardhi selaku guru kesiswaan,
Sambutan Kepala SMP Negeri 15 Samarinda, Pak Baharuddin,
Tari jaipong dari kelas 8,
Tausiah dan do’a oleh ustadz siapa gitu, disini waktu buat ketawa sekaligus nangis. Cus ustadznya gokil guys,
Ucapan selamat tinggal buat kelas 9 dari para guru SMP Negeri 15 Samarinda. Gue kira disini bakalan ada acara nangis - nangisan gitu, eh ternyata malah pada joget....
Tarian dari anggota Pramuka
Tarian dari salah satu dance club
Habis ini aku udah pulang...

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Kelas 9 A

Gue sama anggota PMR, Tebak gue yang mana...

Sebelum hari H, kami dikasih undangan sama pin. Yang bikin pin anggota OSIS guys. Yang hijau buat cewek dan yang kuning buat cowok. Kebetulan gue dapet yang hijau.
Pin buat cewek

Undangan

Okay,, thanks udah mau baca post-an gaje ini,, moga - moga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sembako Kena PPN, Langkah Alternatif Pemerintah Membentuk Masyarakat yang Kuat

Assalamualaikum Wr. Wb. Hai Semua... Kali ini coba kita memikirkan beberapa hal yang baru-baru ini akan dan sudah marak dibahas, yakni w aca...